Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menjadi Istri Yang Cantik Jasmani dan Rohani | Renungan Motivasi Kristen

motivasikristen.com

MENJADI ISTRI YANG CANTIK JASMANI DAN ROHANI

Bacaan Alkitab (Amsal 31:29-31)

“Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan Tuhan dipuji-puji.” 

Saudaraku yang terkasih. Pada zaman sekarang ini, jika ditanyakan kepada laki-laki atau bapak (suami), apa yang menjadi kriteria perempuan idaman anda? Pasti akan memberi jawaban sesuai dengan seleranya masing-masing.

Ada yang menjawab bahwa perempuan idamannya adalah orang yang cantik. Dalam hal ini dia hanya melihat dari lahiriah. Ada juga yang mengatakan orang yang sudah memiliki pekerjaan yang mapan seperti, PNS, pengusaha, dan sebagainya. Dalam hal ini, si pria melihat dari segi masa depan.

Ada juga yang mengatakan adalah perempuan yang bisa mengatur rumah tangga; dalam hal ini melihat dari tangung jawabnya untuk mengurus keluarga, memasak, dan komitmennya.

Ada juga yang mengatakan adalah perempuan yang kaya. Dalam hal ini melihat dari materi, dan masih banyak yang lain.

Apakah kriteria-kriteria tersebut salah di hadapan Tuhan. Pada dasarnya tidak. Karena semua manusia termasuk perempuan diberi kemampuan yang berbeda-beda dan laki-laki diberi kebebasan untuk memilih.

Namun, saudara yang terkasih di dalam Kristus,  dalam Firman Tuhan yang kita renungkan pada saat ini, justru melihat bahwa perempuan atau istri yang menjadi idaman yang baik dari laki-laki dan berkenan kepada Tuhan mesti memiliki kriteria dalam dua hal, yaitu kecantikan rohani dan kecantikan jasmani.

Ajakan ini adalah pengalaman dari seorang raja Masa, yang bernama Lemuel yang sebenarnya dia dapatkan dari ibunya sendiri (Amsal 31:1). Hal ini mengingatkan kita bahwa ibu yang baik mesti menjadi teladan dan memberi contoh kepada anak-anaknya. Dalam hal ini (khususnya ayat 29-31) yang kita renungkan, bahwa seorang perempuan (istri) yang baik harus berperilaku seperti demikian.

Pertama: Menjadi teladan dalam hal fisik  atau pakaian kemuliaan.

Sekarang ini ada perempuan pakaiannya tidak menjadi teladan bagi anak dan orang lain (band. I Timotius 2:9) Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal, tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang layak bagi perempuan yang beribadah.

Kedua: Berhikmat, bukan penggosip, atau tukang kompor.

Zaman sekarang ini, banyak wanita Kristen yang telah menjadi penggosip atau tukang kompor masalah orang lain. Melalui Firman Tuhan saat ini, kita diajak untik menjadi wanita atau istri yang kiranya berhikmat. Artinya mampu memberikan teladan dalam perkataan, seperti kata-kata berkat untuk bisa memberkati orang lain.

Ketiga: Orang yang bertanggungjawab dalam segala hal.

Tanggung jawab yang dimaksud adalah berhubungan dengan apa yang terjadi di tengah-tengah keluarganya bukan hanya dari segi kebutuhan suami, kebutuhan anak tetapi akan apa yang dilakukan di tengah-tengah keluarga. Kesan menunjukkan bahwa ibu (perempuan) hanya bertugas untuk melahirkan dan membesarkan anak. Selain itu untuk kebutuhan keluarga (memasak, menyuci, dan sebagainya).

Tetapi kriteria pertama ini jauh lebih luas. Seorang perempuan yang baik semestinya mengajar anaknya mulai dari kecil sampai besar baik dari pendidikan, ketrampilan dan tanggung jawab. Juga di dalam kebutuhan keluarga, dia menumbuhkan rasa sukacita di tengah keluarga. Selain itu dia juga menopang suami dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Untuk apa seorang ibu (perempuan) cantik, tetapi tidak mau kerja dengan alasan kulitnya rusak?. Untuk apa seorang wanita karir, tetapi keluarga hancur berantakan. Untuk itu semua mesti dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

Keempat: Menjadi perempuan (istri) yang takut akan Tuhan.

Dalam hal ini, dia juga bertanggungjawab dalam kebutuhan kerohanian anak-anaknya, dengan mengajar berdoa, mendidik kepada Firman Tuhan dengan menjadikan teladan di tengah-tengah keluarga. Selain itu juga, harus rajin ke Gereja, dan menjadi semangat dalam menumbuhkan nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan rumah tangga.

Saudaraku yang terkasih. Tentu saja kedua hal di atas adalah baik. Oleh karena itu, janganlah kita hanya mementingkan kecantikan jasmani, tetapi kiranya kecantikan jasmani dan rohani menjadi seimbang untuk memuliakan Tuhan Yesus Kristus. Tuhan memberkati kita semua. Amin.

Doa: Ya Tuhan. Jadikanlah hambamu ini, istri yang bukan hanya pandai mempercantik diri, tetapi kiranya pandai dalam mengelola hati. 

Posting Komentar untuk "Menjadi Istri Yang Cantik Jasmani dan Rohani | Renungan Motivasi Kristen "