Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sang Penjual Kacang, Bukan Pengemis | Renungan Motivasi Kristen

www.motivasikristen.com

"Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu." 

(Mazmur 128:2)

Pada suatu sore sepulang kerja, seperti biasanya saya melintas di jalan utama, tepatnya di pasar depan kota Tobelo. 

Saat saya berhenti di perempatan jalan sambil menunggu mobil dari arah depan lebih dahulu berjalan, tiba-tiba ada seorang lelaki paruh baya berjalan bertatih-tatih. Salah satu kakinya cacat.

Ia sedang membawakan sebuah kantong tas berwarna coklat. Tiba-tiba ia menghampiri saya. Dengan refleks saya pun membuka dompet dan memberikan uang sebesar Rp. 5.000.

Namun, pemberian saya ditolaknya. Hal ini membuat saya terkejut, lalu bertanya kepadanya. 'Apakah pemberian saya masih kurang?" Ia pun menjawab sambil tersenyum. "Saya menjual kacang, bukan pengemis."

Mendengar perkataannya saya pun merasa kagum dengannya. Kemudian ia menawarkan kacang tersebut kepada saya "satu bungkus kacang harganya Rp. 2.000, Pak" Setelah mendengar tawaran itu saya pun menjawab "Maaf"

Kemudian saya mengambil uang Rp. 20.000 lalu memberikan kepadanya. Ia pun menyodorkan sebungkus kacang kepada saya. 

Perbincangan singkat itu, akhirnya harus terhenti karena saat itu cuaca yang nampaknya akan turun hujan. Saya pun pamit dan melanjutkan perjalanan ke rumah.

Dalam perjalanan pulang, saya merenungkan kejadian itu. Sebuah prinsip hidup yang patut diacungi jempol. Meskipun dalam keadaan cacat fisik, ia tidak mau menerima pemberian uang secara cuma-cuma.

Sikap pendiriannya bahwa selama masih mampu  bekerja, ia tidak akan menjadi seorang pengemis. Biarpun hasil pekerjaannya tidaklah seberapa. Ia tidak bermental minta-minta. Martabatnya sebagai seorang laki-laki tetap ia jaga.

Sahabat motivasi Kristen. Sering kali penampilan seseorang mudah mengecoh orang lain. Penampilan luar sering kali dipergunakan sebagai ukuran. Padahal, terkadang orang berpenampilan rapi, parlente, tetapi bermental pengemis.

Sedangkan seorang yang berpenampilan sangat bersahaja seperti seorang pedagang asongan tersebut memancarkan mental yang terpuji, karena ia tidak mau menerima pemberian secara gratis dari orang lain.

"Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu." (Mazmur 128:2).

Manusia hanya melihat yang ada di depan mata. Meskipun penampilan seseorang tampak sederhana, tetapi jiwanya memiliki harga diri yang tinggi.

Karena pada hakikatnya tidak ada pihak lain yang mengetahui dengan benar atas jiwa seseorang kecuali Tuhan. 

"Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal." (2 Korintus 4:18). Tuhan memberkati kita. Amin. 


Posting Komentar untuk "Sang Penjual Kacang, Bukan Pengemis | Renungan Motivasi Kristen"