Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menjadi Teladan Iman Dalam Keluarga | Renungan Motivasi Kristen

www.motivasikristen.com

MENJADI TELADAN IMAN DALAM KELUARGA

 

Bacaan Alkitab (kejadian 9:1-17)

“Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi.”

 

Saudaraku yang terkasih dalam Kristus Yesus. Apakah saat ini Anda sudah menjadi suami yang teladan dalam segala hal?

 

 Sikap dan tindakan telah menjadi teladan bagi semua anggota keluarga Anda?

 

Atau justru keteladanan Anda hanyalah sebatas kata-kata yang tidak mampu di tunjukan dalam tindakan nyata?

 

Coba lihatlah diri Anda saat ini. Renungankah pertanyaan ini dengan mendalam.

 

Hari ini Firman Tuhan dikisahkan perjalanan hidup Nuh, di mana Ia melakukan perjanjian dengan Allah sehingga Ia selamat dari bahaya air bah yang menghancurkan semua isi bumi.

 

Pada saat ini kita akan melihat iman Nuh yang seharusnya dilakukan oleh kepala keluarga Kristen masa kini.

 

Berikut ini teladan iman Nuh yang harus dilakukan oleh kita semua.

 

Pertama: Hidup takut akan Tuhan

Maksud takut akan Tuhan adalah hidup beribadah (hormat, taat, dan kagum) kepada Tuhan.

 

Singkatnya, berusaha senantiasa untuk membuat Tuhan tersenyum. Ketika seorang kepala keluarga menghadapkan dirinya kepada Allah, sesungguhnya ia juga sedang mewakilkan seluruh keluarganya kepada berkat Allah.

 

Tuhan sangat memandang penting kedudukan seorang kepala  atau bapa dalam pandangan-Nya.


Buktinya dalam sejarah keselamatan Allah memandang penting kepala umat dan mengangkat mereka di dalam perjalanan umat Allah, seperti: Nuh, Musa, Yosua, para raja, dan puncaknya Yesus Kristus.

 

(Roma 5:19) menyatakan bahwa Adam berdosa sebagai bapa semua ras manusia sehingga semua manusia berdosa. 


Tetapi Adam kedua (yaitu Kristus) juga mewakili sebagai kepala semua ras manusia yang dibenarkan karena percaya (Kristus adalah kepala dari jemaat).

 

Karena itu ketika mulut seorang kepala keluarga mengucapkan suatu pengakuan, maka Tuhan memandangnya sebagai pengakuan seisi rumahnya.

 

Walau mungkin di rumah itu ada istri atau anak-anak yang memberontak terhadap Tuhan, maka cepat atau lambat mereka akan ditaklukan oleh kuasa Tuhan karena pengakuan kepala keluarga itu.

 

Jika kita ingin keluarga kita diberkati, maka selain bekerja jadilah kepala keluarga yang hidup takut akan Tuhan.

 

Kedua: Hidup menurut jalan-Nya

Bagaimana mungkin seorang laki-laki sebagai kepala keluarga dapat lakukan itu jika tidak pernah berusaha belajar Firman Tuhan? Tugas ini tidak dapat dialihkan pada istri karena pria adalah penerima langsung firman Allah (Kejadian. 2:15-17).

 

Perintah paling utama saat itu dititipkan pada kepala keluarga, sehingga hal yang utama selain bekerja adalah memperhatikan dan menerapkan firman Allah dalam keluarga.

 

Kepala keluarga harus setia baca dan belajar firman Allah serta mengajarkan pada keluarganya. 


Jangan cuma bisa bekerja. Firman Tuhan sangat penting bagi kehidupan kepala keluarga karena melalui inilah seorang kepala keluarga memiliki otoritas Ilahi dalam rumah tangganya.


Otoritas ini bukan untuk digunakan sembarangan melainkan untuk membawa hadirat Allah hadir di tengah keluarga. Ketika hal ini hilang maka keluarga akan hancur (Kejadian.3:6).

 

Saudaraku yang terkasih dalam Kristus Yesus. Kondisi sekarang banyak keluarga hancur bukan karena laki-laki kurang pintar cari uang tetapi karena banyak kepala keluarga yang kehilangan otoritas Ilahi karena telah membuang firman Allah dalam hidup mereka.

 

Otoritas Ilahi sesungguhnya telah disediakan Allah bagi setiap kepala keluarga, yaitu di dalam ketertaklukan hidup terhadap firman-Nya.

 

Jawab Yesus: “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. (Yohanes 14:23).

 

Ketika otoritas Ilahi hadir dalam hidup kepala keluarga, maka dampak besar pasti terjadi bagi seisi rumahnya. 


(Mazmur 128:3-4) mengatakan: Istrimu seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu dan anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu.

 

Saudaraku yang terkasih dalam Kristus Yesus. Marilah benahi diri kita, jika dahulu kita kurang begitu teladan bagi seisi anggota keluarga kita, maka sekarang hendaknya kita menjadi teladan bagi semua anggota keluarga kita.

 

Kata-kata dan tindakan kita kiranya menjadi teladan di mana pun kita berada. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.

Doa:

Ya Tuhan curahkan Roh teladan-Mu kepada hambamu ini.

Posting Komentar untuk "Menjadi Teladan Iman Dalam Keluarga | Renungan Motivasi Kristen "